makanan yang yang akan diuji :
- dadar gulung hijau
- cincau
- cendol
- es pisang ijo
makanan untuk uji pemanis :
1. kolak
2. es buah
3. syrup
4. dll...
Pemanis buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium yang merupakan
bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan.
Pemanis buatan tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Sebagaimana
pemanis alami, pemanis buatan juga mudah larut dalam air. Beberapa
pemanis buatan yang beredar di pasaran di antaranya adalah sebagai
berikut.
- Aspartam. Aspartam mempunyai nama kimia aspartil fenilalanin
metil ester, merupakan pemanis yang digunakan dalam produk-produk
minuman ringan. Aspartam merupakan pemanis yang berkalori sedang.
Tingkat kemanisan dari aspartam 200 kali lebih manis daripada gula
pasir. Aspartam dapat terhidrolisis atau bereaksi dengan air dan
kehilangan rasa manis, sehingga lebih cocok digunakan untuk pemanis yang
berkadar air rendah.
- Sakarin. Sakarin merupakan pemanis buatan yang paling tua.
Tingkat kemanisan sakarin kurang lebih 300 kali lebih manis dibandingkan
gula pasir. Namun, jika penambahan sakarin terlalu banyak justru
menimbulkan rasa pahit dan getir. Es krim, gula-gula, es puter, selai,
kue kering, dan minuman fermentasi biasanya diberi pemanis sakarin.
Sakarin sangat populer digunakan dalam industri makanan dan minuman
karena harganya yang murah. Namun penggunaan sakarin tidak boleh
melampaui batas maksimal yang ditetapkan, karena bersifat karsogenik
(dapat memicu timbulnya kanker). Dalam setiap kilogram bahan makanan,
kadar sakarin yang diperbolehkan adalah 50–300 mg. Sakarin hanya boleh
digunakan untuk makanan rendah kalori, dan dibatasi tingkat konsumsinya
sebesar maksimal 0,5 mg tiap kilogram berat badan per hari. Jika berat
badanmu 40 kilogram, berapakah massa kue dengan kandungan sakarin 50
mg/kg maksimal yang boleh anda konsumsi?
- Siklamat. Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium dan natrium
siklamat dengan tingkat kemanisan yang dihasilkan kurang lebih 30 kali
lebih manis daripada gula pasir. Makanan dan minuman yang sering
dijumpai mengandung siklamat antara lain: es krim, es puter, selai,
saus, es lilin, dan berbagai minuman fermentasi. Beberapa negara
melarang penggunaan siklamat karena diperkirakan mempunyai efek
karsinogen. Batas maksimum penggunaan siklamat adalah 500–3.000 mg per
kg bahan makanan.
- Sorbitol. Sorbitol merupakan pemanis yang biasa digunakan untuk pemanis kismis, selai dan roti, serta makanan lain.
- Asesulfam K. Asesulfam K merupakan senyawa
6-metil-1,2,3-oksatiazin-4(3H)-on-2,3-dioksida atau merupakan asam
asetoasetat dan asam sulfamat. Tingkat kemanisan dari asesulfam K adalah
200 kali lebih manis daripada gula pasir. Berdasarkan hasil pengujian
laboratorium, asesulfam K merupakan pemanis yang tidak berbahaya.
Perbedaan Pemanis Alami dengan Pemanis Buatan
Orang memilih jenis pemanis untuk makanan yang dikonsumsinya tentu
dengan alasan masing-masing. Pemanis alami tentu lebih aman, tetapi
harganya lebih mahal. Pemanis buatan lebih murah, tetapi aturan
pemakaiannya sangat ketat karena bisa menyebabkan efek negatif yang
cukup berbahaya. Pada kadar yang rendah atau tertentu, pemanis buatan
masih diijinkan untuk digunakan sebagai bahan tambahan makanan, tetapi
pada kadar yang tinggi bahan ini akan menyebabkan berbagai masalah
kesehatan. Tabel berikut memperlihatkan perbedaan pemanis alami dan
buatan.
sumber: Budisma
Tabel Perbedaan pemanis alami dan buatan
Pemanis alami | Pemanis buatan |
Pada suhu tinggi bisa terurai. | Cukup stabil bila dipanaskan. |
Memiliki kalori tinggi. | Memiliki kalori rendah. |
Berasa manis normal. | Berasa manis sampai puluhan bahkan ratusan kali rasa manis gula. |
Harganya cenderung lebih tinggi. | Harganya sangat terjangkau. |
Lebih aman dikonsumsi | Sebagian dapat berpotensi karsinogen (penyebab kanker). |
Healthy Articles
Bahan berbahaya adalah bahan kimia baik dalam bentuk tunggal maupun
campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara
langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik,
teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi (Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor : 472/Menkes/Per/V/1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi
Kesehatan).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan,
bahan yang dilarang digunakan pada pangan meliputi boraks / asam borat,
asam salisilat dan garamnya, dietilpirokarbonat, dulsin, kalium klorat,
kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofuranazon, serta
formalin.
Disamping itu, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 239/Menkes/Per/V/1985 tentang Zat Warna Tertentu yang
dinyatakan Sebagai BahanBerbahaya, memuat sebanyak 30 zat warna yang
dilarang digunakan untuk pangan termasuk rhodamin B dan kuning metanil.
Pelarangan tersebut tentunya berkaitan dengan dampaknya yang merugikan
kesehatan manusia.
Berikut adalah 3 jenis bahan kimia berbahaya
yang sering disalahgunakan dengan ditambahkannya bahan tersebut pada
produk-produk pangan:
1. Rhodamni B dan Methanil YellowRhodamin
B adalah pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan
dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Rhodamin B biasa
digunakan untuk industri tekstil dan kertas. Rhodamin B dilarang
digunakan untuk pewarna pangan.
Methanil Yellow atau kuning
metanil adalah zat pewarna sintetis berwarna kuning kecoklatan dan
berbentuk padat atau serbuk yang digunakan untuk pewarna tekstil (kain)
dan cat. Methanil Yellow dilarang digunakan untuk pangan.
Bahaya Rhodamin B dan Methanil YellowBahaya
akut Rhodamin B dan my bila tertelan dapat menyebabkan iritasi pada
saluran pencernaan. Jika terpapar pada bibir dapat menyebabkan bibir
pecah-pecah, kering, gatal, bahkan kulit bibir terkepulas. Bahaya kronis
akibat konsumsi dalam jangka panjang menyebabkan gangguan fungsi hati,
gangguan kandung kemih, bahkan kanker.
Beberapa penyalahgunaan Rhodamin B dan my pada pangan, antara lain kerupuk, terasi, gulali, sirup berwarna merah.
Kenali ciri-ciri pangan yang mengandung Rhodamin B dan Methanil Yellow
a. Warna merah mencolok (Rhodamin B) atau kuning mencolok (Methanil Yellow) dan cenderung berpendar.
b. Banyak memberikan titik-titik warna tidak merata.
2. FormalinFormalin
adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Formalin
biasanya digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan
desinfektan untuk peralatan rumah sakit serta untuk pengawet mayat.
Formalin dilarang digunakan untuk pengawet pangan.
Bahaya FormalinFormail
sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Jika
terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, jika mengenai
kulit dapat menyebabkan luka bakar, reaksi alergi, jika tertelan akan
menyebabkan rasa terbakar pada mulut, tenggorokan dan perut, sakit
menelan, mual dan muntah, sakit kepala, kejang hingga koma. Dapat pula
merusak hati, jantung, otak, ginjal, syaraf.
Konsumsi dalm
jangka panjang akan menyebabkan kanker. Jika tertelan formalin sebanyak
30 ml (3 sendok makan) menyebabkan kematian. Beberapa penyalahgunaan
formalin pada pangan diantaranya mie basah, tahu, ikan segar dan ikan
kering.
Kenali Ciri-ciri Pangan yang Mengandung FormalinCiri-ciri mie basah berformalin:
Tidak lengket, lebih mengkilat, bau menyengat khas formalin. Bertahan lebih dari 1 (satu) hari pada suhu ruang / suhu kamar.
Ciri-ciri tahu berformalin:
Tahu dengan bau menyengat khas formalin, tidak mudah hancur. Bertahan lebih dari 1 (satu) hari pada suhu ruang / suhu kamar.
Ciri-ciri ikan asin, ikan segar dan daging segar berformalin:
Tidak dihinggapi lalat, bau menyengat khas formalin.
3. BoraksBoraks
adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada
suhu dan tekanan dan tekanan normal. Boraks merupanan senyawa kimia
dengan nama natrium tetraborat (NaB4)2lOH). Jika larut dalam air akan
menjadi hidroksida dan asam borat (H2BO). Salah satu bentuk turunan
borak yang sering disalahgunakan untuk pangan adalah bleng.
Boraks
atau asam boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen,
mengurangi kesadahan air dan antiseptik. Boraks dilarang digunakan untuk
pangan.
Bahaya BoraksBoraks sangat
bahaya jika terhirup, mengenai kulit, mata dan tertelan. Akibat yang
ditimbulkan dapat berupa iritasi pada saluran pencernaan, iritasi pada
kulit dan mata, mual, sakit kepala, nyeri hebat pada perut bagian atas.
Jika dikonsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ginjal,
kegagalan sistem sirkulasi akut bahkan kematian. Konsumsi boraks 5-10
gram oleh anak-anak dapat menyebabkan shock dan kematian.
Beberapa penyalahgunaan boraks dalam pangan diantaranya bakso, cilok, lontong dan kerupuk gendar.
Kenali Ciri-ciri Pangan Mengandung Boraks
Ciri-ciri mie basah, bakso, lontong, cilok dan otak-otak yang mengandung boraks:
Tekstur sangat kenyal, tidak lengket, mudah putus.
Ciri-ciri kerupuk rambak dari tepung, gendar mengandung boraks:
Tekstur sangat renyah, terasa getir.